Rabu, 02 Desember 2015

Mewujudkan Suasana Ibadah dalam Keluarga


By on 04.28


Muhamad Rizal, Lc

LajurDakwah- Allah menjanjikan kehidupan yang thayyibah bagi mereka yang beramal shalih, dengan dilandasi Iman. Allah berfirman


Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". QS. An-Nahl ( 16):97

Dari ayat ini tampaklah bahwa amalan sholih sangat berpengaruh dalam membentuk keluarga yang sakinah. Sehingga tidak mengherankan jika Rasulullah demikan banyak mendorong umatnya untuk mewujudkan suasana ibadah dalam keluarganya. Seperti sabda Rasulullah 
"Allah merahmati seorang suami yang bangun malam menegakkan shalat malam, lalu ia bangunkan istrinya, hingga sang istri shalat. Bila sang istri enggan, ia percikan (usapkan) air ke wajahnya. Dan sungguh Allah merahmati seorang istri yang bangun malam untuk mengerjakan shalat malam lalu ia bangunkan suaminya. Bila sang suami enggan, ia usapkan air ke wajah suaminya." (dari hadits Abu Hurairah r.a)

 Suami atau istri yang baik memiliki pandangan bahwa rumah bukan sekedar tempat menunaikan hajat makan, minum, beristirahat, bersenang-senang dengan keluarga atau memenuhi kebutuhan biologis. Baik suami atau istri selalu berupaya menjadikan rumahnyapenuh dengan suasana ibadah, tarbiyah (pendidikan) diatas manhaj nubuwwah untuk keluargnya, sebagaimana tampak dalam haidts di atas.

Sabda-sabda Rasulullah yang semaknda ini sangat banyak. Dalam hadits dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda

"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan-kuburan, sesungguhnya syaiton lari dari rumah yang dibacakan padanya suart Al-Baqarah. (H.R Muslim (1/539) no. 780)

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda
"Bacalah surat Al-Baqarah karena sungguh mengambilnya adalah berkah dan meninggalkannya adalah kerugian dan tukang-tukang sihir tdak mampu menghadapinya. (HR. Muslim no. 804)

Dua haidts diatas adalah bimbingan kepada kita agar kita tidak menjadikan rumagh seperti pekuburan, tidak ada shalat (bagi kaum lelaki memakmurkannya dengan shalat sunah di rumah), tidak ada bacaan Al-Quran dan dzikir. Namun hendaknya rumah dimakmurkan dengan berbagai jenis ibadah kepada Allah.
Disamping memakmurkan rumah dengan dzikir dan shalat sunnah, Rasulullah juga mengajarkan agar kita membersihkan rumah-rumahnya dari perkarayang memalingkan dari dzikir dan ibadah kepada Allah ta'ala seperti patung dan gambar-gambar makhluk bernyawa, alat-alat musik serta media-media lain yang seringkali menjadi sebab kerusakan dan berpalingnya seorang dan keluarganya dari ibadah kepada Allah.

"Dari Aisyah, Ummul Mukminin beliau pernah membeli numroqoh berhiasan gambar-gambar, maka ketika Rasullullah Saw melihatnya beliau berdiri di depan pintu dan tidak berkenan masuk ke dalam rumah. Aisyh memahami ketidaksukaan Rasulullah yang tampak dalam wajahnya. Aku pun berkata : Wahai Rasulullah Aku bertaubat kepada Allah, dosa apa yang aku lakukan? Rasulullah bertanya: Kenapa ada numroqoh (kain bergambar) ini, apa yang diamukan? Aku berkata: Aku embelinya untuk engkau duduk diatasnya, maka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya para pembuat gambar-gambar ini pada hari kiamat akan disiksa, dikatakan padanya : Hidupkanlah apa yang dahulu kalian buat (berupa patung dan gambar makhluk bernyawa). Rasulullah juga bersabda: Sesungguhnya rumah yang didalamnya ada gambar-gamabar tidak akan dimasuki malaikat... HR. Bukhari no.2105


Purbalingga 07 Syaban 1435 H
Muhamad Rizal, Lc

0 komentar:

Posting Komentar