Minggu, 06 Desember 2015

Hakikat Cinta Kepada Rasulullah Shalallahu 'alaihi wa sallam



Zakaria Akhmad, Lc

LajurDakwah- Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam diutus oleh Allah kepada umat manusia untuk menjelaskan Islam, syariat Islam yang paling agung adalah dua kalimay syahadat. Seluruh ajaran Islam bergantung kepada dua kalimat syahadat ini. Lihatlah bagaimana keutamaan kalimat ini, sampai-sampai Allah memerintahkan Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam untuk memerangi manusia sampai mereka mau bersaksi dengan dua kalimat ini. Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

"Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sampai mereka bersaksi bahwa tidak ada ada ilah yang berhak untuk disembah kecuali Allah dan bahwasannya Muhammad adalah utusan Allah, serta menegakkan shalat dan menunaikan zakat. Jika mereka melakukan itu maka mereka telah menjaga dariku darah dan harta mereka, kecuali dengan hak islam, dan hisab mereka ada pada Allah." HR. Al Bukhari

Begitu besar dan agungnya hak Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sehingga Allah menjadikan beriman kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam sebagai syarat sahnya keimanan seseorang hamba

Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya
Seorang hamba diwajibkan atasnya untuk mencintai Allah, kecintaan kepada Allah juga merupakan tanda keimanan, Allah berfirman


وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ

Artinya: "Adapun orang-orang yang beriman sangat cintanya kepada Allah." Al Baqarah : 165

Seorang hamba juga wajib mencintai Rasulullah shalallahu "alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Tidak sempurna iman seorang di antara kalian hingga lebih dicintainya melebihi kecintaanya kepada orang tuanya, anakanya dan seluruh manusia." HR Bukhori dan Muslim

Cinta yang sebenarnya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam adalah sebuah kecintaan yang berbuah adanya pengidolaan dari seorang kepada Rasulullah shalallahu "alaihi wa sallam, mencintai apa yang dicintai beliau dan membenci apa yang dibenci oleh beliau.

Ayat-ayat Al Quran yang memerintahkan cinta Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam,     


 
 Artinya: "Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik." QS At-Taubah :24



النَّبِيُّ أَوْلَى بِالْمُؤْمِنِينَ مِنْ أَنفُسِهِمْ وَأَزْوَاجُهُ أُمَّهَاتُهُمْ 

Artinya:“Nabi itu (hendaknya) lebih utama bagi orang-orang mukmin dari diri mereka sendiri dan istri-istrinya adalah ibu-ibu mereka" QS Al-Ahzab: 6


Artinya: "Katakanlah: Jika memang kamu cinta kepada Allah, maka turutkanlah aku, niscaya cinta pula Allah kepada kamu dan akan diampuniNya dosa-dosa kamu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi penyanyang." QS Ali Imran: 31


Hadits-hadits yang memerintah untuk mencintai Rasulullah shalallahi 'alaihi wa sallam,

"Kami bersama Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam dan beliau memegang tangan Umar bin Khathab, lalu Umar berkata, wahai Rasulullah, sungguh engkau lebih aku cintai dari segala sesuatu kecuali diriku. Maka Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, tidak! Demi Allah diriku ada di tangan-Nya, sampai aku lebih engkau cintai dari dirimu sendiri. Lalu Umar berkta, serakang ! Demi Allah sungguh engkau lebih aku cintai dari diriku. Nabi shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, sekarang (engkau benar), wahai Umar." HR Bukhori

 "Ada tiga perkara yang apabila tiga perkara tersebut ada ada seorang, maka dia akan mendapatkan manisnya iman, yaitu (1) Allah dan Rasul-Nya lebih dicintai daripada selain keduanya. (2) apabila dia mencintai seseorang karena Allah, (3) dia tidak suka kepada kekafiran setelah Allah menyelamatkannya, sebagaimana ia tidak mau dilemparkan ke dalam api." HR. Bukhori dan Muslim

 " Seseorang berntanya kepada Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam, wahai Rasulullah kapan terjadinya hari kiamat?. Beliau shalallahu 'alaihi wa sallam berkata, apa yang engkau siapkan untuknya?, Dia menjawab, aku tidak banyak melakukan (amalan-amalan sunah) shalat, puasa ataupun sedekah, akan tetapi aku mencintai Allah dan Rasul-Nya. Maka Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda, engkau akan bersama orang yang engaku cintai." HR. Bukhori dan Muslim

"Anas bin Malik radiallahu 'anhu berkata, sungguh aku mencintai Allah dan Rasul-Nya, juga Abu Bakar dan Umar. Aku berharap bisa mereka walaupun aku tidak bisa beramal seperti amalan mereka." HR. Muslim


Purbalingga 22 Rabi'ul Awwal 1435 H
Ustadz Zakaria Akhmad, Lc  

Sabtu, 05 Desember 2015

Ndak Ada Ruginya



Abdullah Zaen, Lc., MA

LajurDakwah- Mungkin banyak di antara kita pernah lama berdoa meminta sesuatu kepada Allah, namun belum juga dikabulkan. Dalam neghadapi kondisi tersebut, setiap kita mungkin sikapnya berbeda-beda. Orang pertama pantang menyerah, tetap saja berdoa, hingga dikabulkan Allah atau kedahuluan dijemput ajal. Orang kedua memilih untuk putua asa, lalu tidak lagi berdoa. Dan orang ketiga mulai bersu'uzhan kepada Allah. Ia berkata, "Kayaknya Allah sudah tidak peduli lagi dengan diriku!"

Orang kedua dan ketiga bisa bersikap demikian, kemungkinan besar karena mereka belum mengenal siapa Allah. Kurang menyadari luasnya rahmat dan karunia Allah. Padahal dalam kondisi apapun, orang bedroa itu tidak akan rugi. Entah doanya dikabulkan atau tidak.

Rasulullah shallallahu'alaihiwasallam  menjelaskan,

"Setiap muslim berdoa dan doanya tidak bermuatan dosa ataupun memutus silaturrahim; pasti Allah akan karuniakan kepadanya salah satu dari tiga hal.
1. Akan segera dikabulkan doanya. Atau;
2. Akan diatbung sebagai pahala di akhirat. Atau;
3. Akan dihindarkan dari marabahaya yang sepadan dengan isi doanya.
Para sahabatpun berkomentar, "Jika demikian, kami akan perbanyak berdoa!". Beliau menimpali, "Allah itu lebih banyak lagi (karunianya)". HR. Ahmad dari Abu Sa'id al-Khudry radhiyallahu'anhu dan dinilai sahih oleh al-Albany.

Jadi, setiap doa yang benar dipanjatkan oleh seorang mukmin itu pasti dikabulkan oleh Allah ta'ala. Sebab itulah isi janji-Nya. Tidak mungkin Dia ingkar janji. Dalam sebuah ayat al-Qur'an telah ditegaskan,

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ

Artinya: "Rabb kalian telah berfirman, "Berdoalan kepada-Ku; nisacaya akan Aku kabulkan". QS. Ghafir (40): 60

Hanya saja, proses pengabulan doa masing-masing orang tidak sama.

Ada yang langsung dikabulkan permintaanya, mirip seperti isi doanya.

Ada yang dikabulkan permintaanya sesuai dengan apa yang ia minta, namun setelah waktu yang cukup lama. Karena suatu hikmah yang dikehendaki Allah ta'ala.


Ada pula yang belum dikabulkan doanya di dunia. Sampai ia meninggal, apa yang ia minta tidak juga dikabulkan Allah ta'ala. Namun ternyata Allah menjadikan doa-doanya itu sebagai pahala yang akan ia nikmati kelak di hari kiamat.

Jadi, orang berdoa, apapun kondisi yang dialaminya, tidak akan pernah merugi. Jadi mengapa ada di antara kita yang masih bermalas-malasan untuk berdoa?


Pesantren Tunas Ilmu, Kedungwuluh, Purbalingga, Jateng
Kamis, 17 Dzulhijjah 1436
      

Jumat, 04 Desember 2015

Serakus Serigala



Abdullah Zaen, Lc., MA

LajurDakwah- Anda pernah melihat program wild life ? Dalam acara tersebut kita bisa melihat bagaimana serigala memangsa buruannya, mengcengkram, menerkam, menggigit, merobek, mengunyah dan kemudian menelannya. Saling tarik antara satu serigala dengan serigala lainnya menjadi hal yang biasa. Sebab masing-masing ingin mendapatkan makanan yang paling banyak.

 Itulah sedikit gambaran tentang kerakusan serigala yang mungkin akan dianggap wajar karea ia idak memiliki hati dan otak. Namun bagaimana halnya bila kerakusan itu muncul dari makhluk yang berhati dan berotak? Bahkan ia lebih rakus dari serigala!, siapaka dia?. Tidak lain dan tidak bukan adalah manusia!

Mari kita simak penuturan Rasulullah shalllahu 'alaihiwasallam, dalam hadist Ka'ab bin Malik R.a berikut,

"Keruksakan yang diakibatkan dari dua serigala lapar yang memangsa domba, tidak lebih parah dibanding kerusakan agama seseorang yang ditimbulkan dari kerakusannya terhadap harta dan kedudukan". HR. Tirmidzy dan dinyatakan sahih oleh beliau

Dalam hadist diatas digambarkan bahwa daya rusak dua seigala yang sedang kelaparan itu masih kalah dahsyat dibandingkan kerusakan yang ditimbulkan dari ambisis seseorang terhadap harta dan jabatan.

Demi meraih harta, banyak orang menghalalkan segala cara dan mengorbankan hal-hal yang berharga. Dia merasa nyaman untuk berkorupsi, memakan riba, berselingkuh, membunuh, mengorbankan tali silaturahmi dan masih banyak lainnya.

 Setali tiga uang, berbagai cara ditempuh oleh banyak manusia untuk meraih kedudukan, tanpa peduli benar atau tidaknya cara tersebut. Sogok dan suap dianggap biasa. Sikut menyikut dan menjatuhkan kompetitor merupakan bumbuwajib persaingan. Carmuk (cari muka) dengan berbagi sembako dan uang dinilai sebuah keharusan. Tidak lupa pergi ke dukun dianggap suatu kelaziman.

 Jangan Mengira bahwa yang diintai fitnah kekuasaan itu hanya para pencari jabatan duniawi saja. Mereka yang berambisi untuk meraih kedudukan yang bersifat agama pun terancam. Rebutan kursi ketua ormas keagamaan, 'jabatan' pemuka agama, mulai dari tingkat kampung hingga naisonal, juga menjadi ajang setan untuk merusak agama manusia.

Harta dan jabatan (keududukan) keduanya sering disebut-sebut sebagai dua sekawan yang tak terpisahkan. Harta bisa menghantarkan seseorang kepada posisi atau jabatan tertentu. Bhakan hari ini posisi yang seharusnya diisi secara lamai oleh orang-orang berkompeten pun bisa dibeli dengan harta. Posisi atau jabatan pun mampu membuat orang mengeruk harta sebanyak-banyaknya. Tanpa ada rasa puas. Tidak ada rasa malu. Apalagi secuil peduli, perhatian dan keberpihakan terhadap masyarakat.

Ya, seperti itulah daya tarik harta dan kekuasaan. Bisa menggiurkan siapapun. Maka tidak ada jalan lain bagi kita, melainkan terus memohon pertolongan Allah ta'ala agar selalu dipelihara dari fitnah harta dan kekuasaan.

Pada dasarnya permasalahan bukanlah pada jabatan dan harta itu sendiri, akan tetapi pada cara untuk mendapatkannya dan penggunaanya. Apabila benar cara dan penggunaanya, maka akan terpuji, bila sebaliknya maka akan tercela.

Semoga kitasemua selalu dijaga oleh Allah ta'ala dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Sebab hanya Dia-lah sebaik-baiknya penjaga, Amin.


Pesantren Tunas Ilmu, Kedungwuluh, Purbalingga
28 Rabi'ul Awwal 1435   

Rabu, 02 Desember 2015

Mewujudkan Suasana Ibadah dalam Keluarga



Muhamad Rizal, Lc

LajurDakwah- Allah menjanjikan kehidupan yang thayyibah bagi mereka yang beramal shalih, dengan dilandasi Iman. Allah berfirman


Artinya: "Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan". QS. An-Nahl ( 16):97

Dari ayat ini tampaklah bahwa amalan sholih sangat berpengaruh dalam membentuk keluarga yang sakinah. Sehingga tidak mengherankan jika Rasulullah demikan banyak mendorong umatnya untuk mewujudkan suasana ibadah dalam keluarganya. Seperti sabda Rasulullah 
"Allah merahmati seorang suami yang bangun malam menegakkan shalat malam, lalu ia bangunkan istrinya, hingga sang istri shalat. Bila sang istri enggan, ia percikan (usapkan) air ke wajahnya. Dan sungguh Allah merahmati seorang istri yang bangun malam untuk mengerjakan shalat malam lalu ia bangunkan suaminya. Bila sang suami enggan, ia usapkan air ke wajah suaminya." (dari hadits Abu Hurairah r.a)

 Suami atau istri yang baik memiliki pandangan bahwa rumah bukan sekedar tempat menunaikan hajat makan, minum, beristirahat, bersenang-senang dengan keluarga atau memenuhi kebutuhan biologis. Baik suami atau istri selalu berupaya menjadikan rumahnyapenuh dengan suasana ibadah, tarbiyah (pendidikan) diatas manhaj nubuwwah untuk keluargnya, sebagaimana tampak dalam haidts di atas.

Sabda-sabda Rasulullah yang semaknda ini sangat banyak. Dalam hadits dari Abu Hurairah r.a, Rasulullah bersabda

"Janganlah kalian menjadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan-kuburan, sesungguhnya syaiton lari dari rumah yang dibacakan padanya suart Al-Baqarah. (H.R Muslim (1/539) no. 780)

Dalam hadits lain Rasulullah bersabda
"Bacalah surat Al-Baqarah karena sungguh mengambilnya adalah berkah dan meninggalkannya adalah kerugian dan tukang-tukang sihir tdak mampu menghadapinya. (HR. Muslim no. 804)

Dua haidts diatas adalah bimbingan kepada kita agar kita tidak menjadikan rumagh seperti pekuburan, tidak ada shalat (bagi kaum lelaki memakmurkannya dengan shalat sunah di rumah), tidak ada bacaan Al-Quran dan dzikir. Namun hendaknya rumah dimakmurkan dengan berbagai jenis ibadah kepada Allah.
Disamping memakmurkan rumah dengan dzikir dan shalat sunnah, Rasulullah juga mengajarkan agar kita membersihkan rumah-rumahnya dari perkarayang memalingkan dari dzikir dan ibadah kepada Allah ta'ala seperti patung dan gambar-gambar makhluk bernyawa, alat-alat musik serta media-media lain yang seringkali menjadi sebab kerusakan dan berpalingnya seorang dan keluarganya dari ibadah kepada Allah.

"Dari Aisyah, Ummul Mukminin beliau pernah membeli numroqoh berhiasan gambar-gambar, maka ketika Rasullullah Saw melihatnya beliau berdiri di depan pintu dan tidak berkenan masuk ke dalam rumah. Aisyh memahami ketidaksukaan Rasulullah yang tampak dalam wajahnya. Aku pun berkata : Wahai Rasulullah Aku bertaubat kepada Allah, dosa apa yang aku lakukan? Rasulullah bertanya: Kenapa ada numroqoh (kain bergambar) ini, apa yang diamukan? Aku berkata: Aku embelinya untuk engkau duduk diatasnya, maka Rasulullah bersabda: Sesungguhnya para pembuat gambar-gambar ini pada hari kiamat akan disiksa, dikatakan padanya : Hidupkanlah apa yang dahulu kalian buat (berupa patung dan gambar makhluk bernyawa). Rasulullah juga bersabda: Sesungguhnya rumah yang didalamnya ada gambar-gamabar tidak akan dimasuki malaikat... HR. Bukhari no.2105


Purbalingga 07 Syaban 1435 H
Muhamad Rizal, Lc